30 April 2013

Dengan dan atau tanpa kita...,


Dakwah dan tarbiyah akan terus ada dengan ada atau tidak adanya "kita" dalam barisan ini. Jangan pernah berfikir untuk keluar dari barisan dakwah ini dalam situasi dan kondisi apapun dan bagaimanapun. Meski hanya sebagai “keset” asalkan kita masih bermanfaat untuk orang lain kenapa tidak? Bukankah tujuan kita di dunia hanya untuk beribadah kepada-Nya?
Dalam Qs. Adz Dzariat: 56 Allah berfirman:

Ayat tersebut menjelaskan bahwa tugas manusia di bumi tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah. Sebagai seorang muslimah pun mempunyai kewajiban untuk menjadi seorang daiyah. Karena kita adalah da'i sebelum apapun. Ketika ada surga yang mudah kita dapatkan, kenapa kita susah-susah masuk neraka?
Dalam buku keakhwatan 2 yang ditulis oleh Cahyadi Takariawan "Bersama tarbiyah ukhti muslimah tunaikan amanah" menjelaskan begitu banyak peran seorang muslimah. Salah satu point yang dijelaskan dalam buku tersebut adalah peran daiyah muslimah. Bagaimana mempersiapkan akhwat sebagai daiyah.
Seorang daiyah muslimah harus mempersiapkan dirinya untuk memiliki kepribadian yang setara dengan yang dituntut oleh dakwah, agar dapat menunaikannya dengan baik. Karena Allah mencela sikap orang yang hanya pandai berdakwah mengajak dan mengingatkan orang lain, sementara dirinya sendiri tak mendapatkan perhatian seperti yang telah dijelaskan dalam Qs.Al-Baqarah: 44.

Untuk menjadi seorang daiyah muslimah ada 4 hal yang harus dipersiapkan yaitu: persiapan spiritual, persiapan intelektual, persiapan fisik dan persiapan materi.

A. Penyiapan spiritual
Akidah merupakan fondasi kehidupan mukmin. Tarbiyah generasi awal islam bermula dari peneneman akidah dalam hati. Berikut adalah bekal yang harus dimiliki untuk mempersiapkan kekuatan ruhiyah seorang daiyah muslimah:
a)       Memiliki kejelasan loyalitas (wala')
Wujud dari loyalitas kepada sesama mukmin adalah alokasi penataan gerak dakwah bersama mereka. Bersikap kasih sayang dan lemah lembut serta menetapkan ukhuwah dengan tolong-menolong (ta'awun) diantara orang-orang mukmin. Konsekuensi dari loyalitas adalah memiliki sikap tegas terhadap orang-orang kafir dalam masalah keyakinan dan prinsip dasar ad-din.
b)       Menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji
Para daiyah muslimah merupakan cermin dari umatnya. Daiyah harus memiliki karakter yang kuat dan jelas dimana setiap gerak langkah, tutur kata, perilaku dan kehidupan kesehariannya senantiasa diperhatikan umat.
c)        Sholat malam
Ciri orang bertakwa dikaitkan dengan sedikitnya tidur diwaktu malam hari, sebab ibadah malam telah menjadikan bagian dari hidupnya. Al-Furqon:64.
 

Demikian pula ciri orang beriman dengan sedikitnya tidur diwaktu malam hari dan kegemaran melakukan ibadah malam. Pembinaan ruhiyah berjalan dengan qiyaumullail. Pada waktu itu kebanyakan orang tertidur pulas, disitulah manusia merasakan kesendirian berbincang dengan penguasa alam semesta, lewat sujud-sujud panjang dan do'a-do'a yang dipanjatkan dari kedalaman hati seorang hamba yang lemah.
d)       Tilawah alQur'an
Al Qur'an berfungsi sebagai obat, sekaligus penentram hati. Melalui AlQur'an kita mendapatkan ketenangan dan kekuatan ruhiyah, mendapat petunjuk ilmu pengetahuan yang amat banyak.
Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya. (HR.Bukhari)"
e)       Mengingat dan menyebut nama Allah/ dzikrullah
Allah memerintahkan kita berdzikir dalam berbagai kondisi. Dengan berdzikir kita akan mendapatkan ketenangan hati dan termasuk orang yang beruntung. Dalam surat Al Anfal: 45 Allah berfirman:
B. Penyiapan intelektual (tsaqofah)
Sosok daiyah muslimah bukanlah orang yang terbelakang dalam bidang ilmu pengetahuan modern dan teknologi serta perkembangan politik internasional. Setiap daiyah muslimah memiliki tugas untuk melakukan tabligh memang memerlukan kecerdasan dan pemahaman akan ilmu-ilmu, baik qauliyah maupun kauniyah. Lakukan dakwah sejak mengetahui kewajibannya, sembari secara kontinue belajar bidang keilmuan yang diperlukan.
a)       Pengetahuan islam
i.          Ilmu al ushul ats-tsalatsah (3 landasan pokok: ma'rifalullah, ma'rifaturrosul, dan ma'rifalul islam)
ii.        Al Quran
iii.      As sunah
iv.      Ushul fiqih
v.        Akidah, akhlak dan fiqih
vi.      Sirah nabawiyah dan tarikh umat islam
vii.    Bahasa arab
viii.  Sistem musuh dalam menghancurkan islam
ix.      Studi islam modern
x.        Fiqih dakwah
b)       Pengetahuan modern/ kekinian
Keseluruhan ilmu yang bermanfaat bagi dakwah harus dikuasai kaum muslimah, agar dakwah tidak senantiasa menjadi objek. Peran daiyah muslimah adalah mengarahkan potensi-potensi umat sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing agar bisa bermanfaat dalam dakwah.
c)        Pengetahuan kecakapan/ keterampilan
Lebih baik para daiyah muslimah banyak mengetahui beberapa keahlian yang bermanfaat dalam dakwah. Karena hal ini akan mendukung program dakwah.
C. Penyiapan fisik
Penyiapan jasadiah merupakan bagian integral dari keseluruhan penyiapan yang harus dilakukan para daiyah muslimah. Akan menjadi kendala dakwah, manakala para daiyah muslimah lemah fisik, sehingga sering terhinggapi penyakit, baik ringan maupun kronis. Hendaknya setiap daiyah muslimah melakukan penjagaan kesehatan secara teratur dengan mengkonsumsi makanan dan minukam yang halal dan thayib, menjauhkan dari semua makanan dan minuman yang dapat merusak badan, melakukan olahraga secara rutin.
D. Penyiapan materi
Materi bukan segalanya, akan tetapi ia merupakan hal yang diperlukan bagi kelangsungan dakwah. Setiap langkah dakwah membutuhkan materi baik uang maupun bekal yang tidak terlihat secara langsung. Bahkan kebutuhan akan makan itu sendiri, bila daiyah muslimah kekurangan ekonomi sehingga kesulitan untuk makan, pasti akan berpengaruh terhadap kualitas dakwahnya.Sejak dini perlu dilatih dan dikondisikan agar perlahan-lahan usaha kian terbuka bagi para aktivis dakwah. Ini semua dilakukan agar para daiyah muslimah semakin tegar dijalan dakwah.

-Kiki Samiana-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar