Dakwah dan tarbiyah akan
terus ada dengan ada atau tidak adanya "kita" dalam barisan ini.
Jangan pernah berfikir untuk keluar dari barisan dakwah ini dalam situasi dan
kondisi apapun dan bagaimanapun. Meski hanya sebagai “keset” asalkan kita masih
bermanfaat untuk orang lain kenapa tidak? Bukankah tujuan kita di dunia hanya
untuk beribadah kepada-Nya?
Dalam Qs. Adz Dzariat: 56
Allah berfirman:
Ayat tersebut menjelaskan
bahwa tugas manusia di bumi tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah.
Sebagai seorang muslimah pun mempunyai kewajiban untuk menjadi seorang daiyah.
Karena kita adalah da'i sebelum apapun. Ketika ada surga yang mudah kita
dapatkan, kenapa kita susah-susah masuk neraka?
Dalam buku keakhwatan 2
yang ditulis oleh Cahyadi Takariawan "Bersama tarbiyah ukhti muslimah
tunaikan amanah" menjelaskan begitu banyak peran seorang muslimah. Salah
satu point yang dijelaskan dalam buku tersebut adalah peran daiyah muslimah.
Bagaimana mempersiapkan akhwat sebagai daiyah.
Seorang
daiyah muslimah harus mempersiapkan dirinya untuk memiliki kepribadian yang
setara dengan yang dituntut oleh dakwah, agar dapat menunaikannya dengan baik.
Karena Allah mencela sikap orang yang hanya pandai berdakwah mengajak dan
mengingatkan orang lain, sementara dirinya sendiri tak mendapatkan perhatian
seperti yang telah dijelaskan dalam Qs.Al-Baqarah: 44.
Untuk
menjadi seorang daiyah muslimah ada 4 hal yang harus dipersiapkan yaitu:
persiapan spiritual, persiapan intelektual, persiapan fisik dan persiapan
materi.
A. Penyiapan spiritual
Akidah
merupakan fondasi kehidupan mukmin. Tarbiyah generasi awal islam bermula dari
peneneman akidah dalam hati. Berikut adalah bekal yang harus dimiliki untuk
mempersiapkan kekuatan ruhiyah seorang daiyah muslimah:
a)
Memiliki
kejelasan loyalitas (wala')
Wujud dari loyalitas kepada sesama mukmin adalah
alokasi penataan gerak dakwah bersama mereka. Bersikap kasih sayang dan lemah
lembut serta menetapkan ukhuwah dengan tolong-menolong (ta'awun) diantara
orang-orang mukmin. Konsekuensi dari loyalitas adalah memiliki sikap tegas
terhadap orang-orang kafir dalam masalah keyakinan dan prinsip dasar ad-din.
b)
Menghiasi
diri dengan akhlak yang terpuji
Para daiyah muslimah merupakan cermin dari umatnya.
Daiyah harus memiliki karakter yang kuat dan jelas dimana setiap gerak langkah,
tutur kata, perilaku dan kehidupan kesehariannya senantiasa diperhatikan umat.
c)
Sholat
malam
Ciri orang bertakwa dikaitkan dengan sedikitnya tidur
diwaktu malam hari, sebab ibadah malam telah menjadikan bagian dari hidupnya.
Al-Furqon:64.
Demikian pula ciri orang beriman dengan sedikitnya
tidur diwaktu malam hari dan kegemaran melakukan ibadah malam. Pembinaan
ruhiyah berjalan dengan qiyaumullail. Pada waktu itu kebanyakan orang tertidur
pulas, disitulah manusia merasakan kesendirian berbincang dengan penguasa alam
semesta, lewat sujud-sujud panjang dan do'a-do'a yang dipanjatkan dari
kedalaman hati seorang hamba yang lemah.
d)
Tilawah
alQur'an
Al Qur'an berfungsi sebagai obat, sekaligus penentram
hati. Melalui AlQur'an kita mendapatkan ketenangan dan kekuatan ruhiyah,
mendapat petunjuk ilmu pengetahuan yang amat banyak.
Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik kamu adalah
orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya. (HR.Bukhari)"
e)
Mengingat
dan menyebut nama Allah/ dzikrullah
Allah memerintahkan kita berdzikir dalam berbagai
kondisi. Dengan berdzikir kita akan mendapatkan ketenangan hati dan termasuk
orang yang beruntung. Dalam surat Al Anfal: 45 Allah berfirman:
B. Penyiapan intelektual (tsaqofah)
Sosok
daiyah muslimah bukanlah orang yang terbelakang dalam bidang ilmu pengetahuan
modern dan teknologi serta perkembangan politik internasional. Setiap daiyah
muslimah memiliki tugas untuk melakukan tabligh memang memerlukan kecerdasan
dan pemahaman akan ilmu-ilmu, baik qauliyah maupun kauniyah. Lakukan dakwah
sejak mengetahui kewajibannya, sembari secara kontinue belajar bidang keilmuan
yang diperlukan.
a)
Pengetahuan
islam
i.
Ilmu
al ushul ats-tsalatsah (3 landasan pokok: ma'rifalullah, ma'rifaturrosul, dan
ma'rifalul islam)
ii.
Al
Quran
iii.
As
sunah
iv.
Ushul
fiqih
v.
Akidah,
akhlak dan fiqih
vi.
Sirah
nabawiyah dan tarikh umat islam
vii.
Bahasa
arab
viii. Sistem musuh dalam menghancurkan
islam
ix.
Studi
islam modern
x.
Fiqih
dakwah
b)
Pengetahuan
modern/ kekinian
Keseluruhan ilmu yang bermanfaat bagi dakwah harus
dikuasai kaum muslimah, agar dakwah tidak senantiasa menjadi objek. Peran
daiyah muslimah adalah mengarahkan potensi-potensi umat sesuai dengan disiplin
ilmu masing-masing agar bisa bermanfaat dalam dakwah.
c)
Pengetahuan
kecakapan/ keterampilan
Lebih baik para daiyah muslimah banyak mengetahui
beberapa keahlian yang bermanfaat dalam dakwah. Karena hal ini akan mendukung
program dakwah.
C. Penyiapan fisik
Penyiapan
jasadiah merupakan bagian integral dari keseluruhan penyiapan yang harus
dilakukan para daiyah muslimah. Akan menjadi kendala dakwah, manakala para
daiyah muslimah lemah fisik, sehingga sering terhinggapi penyakit, baik ringan
maupun kronis. Hendaknya setiap daiyah muslimah melakukan penjagaan kesehatan
secara teratur dengan mengkonsumsi makanan dan minukam yang halal dan thayib,
menjauhkan dari semua makanan dan minuman yang dapat merusak badan, melakukan
olahraga secara rutin.
D. Penyiapan materi
Materi
bukan segalanya, akan tetapi ia merupakan hal yang diperlukan bagi kelangsungan
dakwah. Setiap langkah dakwah membutuhkan materi baik uang maupun bekal yang
tidak terlihat secara langsung. Bahkan kebutuhan akan makan itu sendiri, bila
daiyah muslimah kekurangan ekonomi sehingga kesulitan untuk makan, pasti akan
berpengaruh terhadap kualitas dakwahnya.Sejak dini perlu dilatih dan dikondisikan
agar perlahan-lahan usaha kian terbuka bagi para aktivis dakwah. Ini semua
dilakukan agar para daiyah muslimah semakin tegar dijalan dakwah.
-Kiki Samiana-
-Kiki Samiana-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar