By:
Neny Dwi Hastuti
Karena seorang muslimah
mempunyai peran yang besar dalam sejarah dakwah islam, maka buku ini sangat
penting dibaca oleh muslimah untuk mengetahui potensi-potensi apa saja yang
bisa diberikan dalam dakwah ini. Banyak hal yang dikaji dalam buku tersebut.
Mulai dari persiapan akhwat sebagai da’iyah, keta’atan bagi akhwat, pakaian
perempuan muslimah, perhiasan akhwat, etika berinteraksi, contoh keterlibatan
shahabiyah dalam pentas kehidupan, dan masih banyak yang lain.
Banyak inspirasi yang bisa
kita peroleh. Salah satunya dalam rangka penyiapan spiritual seorang muslimah.
Akidah merupakan pondasi kehidupan mukmin. Takaran kekuatan ruhiyah seseorang
ditentukan oleh tancapan akidah yang melekat di hatinya. Di sini bisa kita
pahami, bahwa tarbiyah generasi awal bermula dari penanaman akidah dalam hati.
Beberapa tonggak dalam upaya mempersiapkan kekuatan ruhiyah seorang muslimah
yaitu memiliki kejelasan loyalitas, menghiasi diri dengan akhlak terpuji,
shalat malam, tilawah al-qur’an, mengingat dan menyebut nama Allah. Selain
persiapan spiritual, harus diimbangi pula dengan persiapan intelektual, fisik
dan dana. Sebelum terjun menjadi da’i seorang muslimah harus memiliki
bekal-bekal tersebut, yang paling utama adalah persiapan ruhiyah.
Inspirasi lain yang saya
peroleh ada pada bagian keterlibatan shahabiyah dalam pentas kehidupan. Di situ
diberi contoh beberapa shahabiyah yang berperan sebagai ibu rumah tangga,
pendidik anak, anak yang berbakti pada orang tua, pencari ilmu, aktivis
kegiatan sosial, aktivis kegiatan ekonomi, aktivis keperawatan, aktivis
kegiatan dakwah, aktivis kegiatan politik, pembantu paskan muslimn, mujahidah
memerangi kaum musyrik, merawat korban di medan jihad. Sebagai akhwat kita
tetap bisa memberikan sumbangan amal kita untuk dakwah. Dalam peran apapun kita
di kehidupan masyarakat, kita harus senantiasa menyertakan dakwah seperti yang
dicontohkan oleh shahabiyah terdahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar