Bismillahirrahmannirahim
Ya Allah, berikanlah kekuatan pada kami untuk menjaga amanah yang maha penting,
yaitu anak-anak kami yang sedang menuntut ilmu …
Meskipun lewat kami mereka lahir, namun sesungguhnya mereka bukan milik kami
Ya Allah, tanamkanlah kesabaran pada kami untuk menjalankan tugas seperti tugasMU Ya Allah,
Meskipun keringat kami deras mengucur, kami yakin akan ada hujan hikmah bagi kami apabila kami berhasil menjaga amanahMu
Meskipun lewat kami mereka lahir, namun sesungguhnya mereka bukan milik kami
Ya Allah, tanamkanlah kesabaran pada kami untuk menjalankan tugas seperti tugasMU Ya Allah,
Meskipun keringat kami deras mengucur, kami yakin akan ada hujan hikmah bagi kami apabila kami berhasil menjaga amanahMu
Ya Allah, patrikankan ketenangan dalam
hati kami agar kami mampu menyuguhkan hal yang paling bermanfaat dalam hidup
anak-anak kami
Jangan biarkan nafsu kami menguasai diri anak-anak kami
Agar mereka menjadi seperti kami
Agar mereka terpaksa memilih pilihan kami
Agar mereka selau menuruti kami
Tanpa kami tahu keinginan anak-anak kami
Tanpa kami tahu kemampuan anak-anak kami
Ya Allah, karuniakan akhlak yang baik bagi kami agar kami mampu menjadi tauladan terbaik anak-anak kami
Ya Allah, nyalakan selalu semangat kepada kami agar kenakalan anak-anak kami adalah benih-benih kecerdasannya di masa datang.
Amien Ya Robbal Alamien
Jangan biarkan nafsu kami menguasai diri anak-anak kami
Agar mereka menjadi seperti kami
Agar mereka terpaksa memilih pilihan kami
Agar mereka selau menuruti kami
Tanpa kami tahu keinginan anak-anak kami
Tanpa kami tahu kemampuan anak-anak kami
Ya Allah, karuniakan akhlak yang baik bagi kami agar kami mampu menjadi tauladan terbaik anak-anak kami
Ya Allah, nyalakan selalu semangat kepada kami agar kenakalan anak-anak kami adalah benih-benih kecerdasannya di masa datang.
Amien Ya Robbal Alamien
Dalam sebuah hasits qudsi Allah berfirman :”Sesungguhnya Aku
telah menciptakan hambaKu dalam keadaan lurus, suci dan bersih. Kemudian
datanglah syetan yang datang menggelincirkan mereka dan menyesatkanya ari
kebenaran agama mereka” Dalam konteks lain dapat di artikan bahwa pada dasarnya
fitrah manusia itu bersih, sifat-sifat buruk dari anak dapat muncul karena
kurangnya pendidikan dalam keluarga. Sifat buruk tersebut ketika sudah dewasa
akan sulit untuk dirubah karena sudah menjadi karakter dan mengakar sejak kecil
maka, disinilah peran dari pendidikan anak dalam keluarga sebagai tempat
menanamkan sifat baik yang sudah menjadi fitrah dari anak sejak lahir.
Ada 8
Fungsi keluarga dalam tanggung jawab pendidikan
(1)
Fungsi
Edukasi
Fungsi edukasi terkait dengan
pendidikan anak secara khusus dan pembinaan anggota keluarga pada
umumnya. Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa “keluarga adalah pusat pendidikan
yang utama dan pertama bagi anak”. Fungsi pendidikan amat fundamental untuk
menanamkan nilai-nilai dan sistem perilaku manusia dalam keluarga.
(2)
Fungsi
Sosialisasi
Fungsi sosialisasi bertujuan
untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat. Anak adalah pribadi yang memiliki
sifat kemanusiaan sebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial.
Menarik untuk memaknai pendapat Karl Mannheim yang dikutip oleh MI Soelaeman
(1994), bahwa “anak tidak didik dalam ruang dan keadaan yang abstrak, melainkan
selalu di dalam dan diarahkan kepada kehidupan masyarakat tertentu.”. Dengan
demikian anak memiliki prinsip sosialitas, disamping prinsip individualitas.
Prinsip sosialitas, mengharuskan anak dibawa dan diarahkan untuk mengenali
nilai-nilai sosial lingkungannya oleh orang tuanya.
(3)
Fungsi
Proteksi
Tujuan
dari fungsi proteksi yaitu untuk melindungi anak bukan saja secara fisik,
melainkan pula secara psikis. Secara fisik fungsi perlindungan ditujukan untuk
menjaga pertumbuhan biologisnya sehingga dapat menjalankan tugas secara
proporsional. Disamping itu fungsi proteksi psikis dan spiritual yaitu dengan
mengendalikan anak dari pergaulan negatif dan sikap lingkungan yang
cenderung menekan perkembangan psikologinya.
(4)
Fungsi
Afeksi
Fungsi ini terkait dengan
emosional anak. Anak akan merasa nyaman apabila mampu
melakukan komunikasi dengan keluarganya dengan totalitas seluruh
kepribadiannya. Kasih sayang yang dicurahkan kepada anak akan memberi kekuatan,
dukungan atas kehiduapn emosionalnya yang berpengaruh pada kualitas hidupnya di
masa depan.
(5)
Fungsi
Religius
Yang dimaksud adalah fungsi
keluarga untuk mengarahkan anak ke arah pemerolehan keyakinan keberagamaannya
yang benar. Keluarga menjadi kendali utama yang dapat menunjukkan arah menjadi
Islam yang kaffah atau sekuler.
(6)
Fungsi
Ekonomi
Fungsi ini berkaitan dengan
pemenuhan selayaknya kebutuhan yang bersifat materi. Secara normatif anak harus
dipersiapkan agar kelak memikul tanggung jawab ekonomi keluarga, membangun
kepribadian yang mandiri bukan menjadi objek pemaksaan orang tua.
(7)
Fungsi
Rekreasi
Memberikan wahana dan situasi
yang memungkinkan terjadinya kehangatan, keakraban, kebersamaan dan kebahagiaan
bersama seluruh anggota keluarga.
(8)
Fungsi
Biologis
Faktor
biologis adalah faktor alamiyah manusia. Faktor ini meliputi perlindungan
kesehatan, termasuk juga memperhatikan pertumbuhan biologisnya serta
perlindungan terhadap hubungan seksualnya
Anak ibarat samudra yang didalamnya terdapat mutiara dan
orang tua adalah penyelam yang harus mencoba untuk menyelami anak lebih dalam
agar menemukan mutiara yang dipunyai setiap anak-anaknya. Agar orang tua dapat
menemukan ‘mutiara’ dari anak maka perlu memperhatikan beberapa tahap :
Pertama, amati sifat-sifat
khasnya masing-masing. Tidak ada dua manusia yang sama serupa seluruhnya. Tiap manusia
unik. Pahami keunikan masing-masing, dan hormati keunikan pemberian Allah SWT.
Yang kedua, pahami
di tahap apa saat ini si anak berada. Allah SWT mengkodratkan segala sesuatu
sesuai tahapan atau prosesnya. Pendidikan anak dalam Islam, menurut Sahabat
Ali bin Abitahalib ra, dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia:
1.
Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah
mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.
2.
Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah
mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.
3.
Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah
mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.
Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai karakteristik pendekatan
yang berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat. Begitulah
kita coba memperlakukan mereka sesuai dengan sifat-sifatnya dan tahapan
hidupnya.
Ketiga adalah memilih metode pendidikan. Ada 5
metode pendidikan yang dapat dilakukan yaitu melalui Keteladanan atau
Qudwah, Pembiasaan atau Aadah, Pemberian Nasehat atau
Mau’izhoh, melaksanakan Mekanisme Kontrol atau
Mulahazhoh, dan pengaman hasil pendidikan adalah Metode Pendidikan melalui
Sistem sangsi atau Uqubah. Kelima metode ini tidak
boleh ada yang dilewati.
Ke
empat
adalah isi pendidika. Ada 7 bidang (1) PendidikanKeimanan (2)
Pendidikan Akhlaq (3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran (4)
Pendidikan Fisik (5) PendidikanSosial (6)
Pendidikan Kejiwaan/ Kepribadian (7) Pendidikan Kejenisan (sexual
education). Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.
Ke
lima, gambaran pribadi
seperti apakah yang kita harapkan akan muncul pada diri anak-anak
kita setelah hal-hal di atas kita lakukan? Mudah-mudahan seperti yang ada dalam
sepuluh poin target pendidikan Islam ini:
Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain.
Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain.
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (An Nisa:9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar