Ada
seorang wanita bernama Asma binti Sakan. Dia suka hadir dalam pengajian
Rasulullah saw. Pada suatu hari dia bertanya kepada Rasulullah, "Ya
Rasulullah saw, engkau diutus Allah kepada kaum pria dan wanita, tapi mengapa
banyak ajaran syariat lebih banyak untuk kaum pria? Kami pun ingin seperti
mereka. Kaum pria diwajibkan shalat Jum'at, sedangkan kami tidak; mereka
mengantar jenazah, sementara kami tidak; mereka diwajibkan berjihad, sedangkan
kami tidak. Bahkan, kami mengurusi rumah, harta, dan anak mereka. Kami ingin
seperti mereka. Maka, Rasulullah saw. menoleh kepada sahabatnya sambil berkata,
"Tidak pernah aku mendapat pertanyaan sebaik pertanyaan wanita ini. Wahai
Asma, sampaikan kepada seluruh wanita di belakangmu, jika kalian berbakti
kepada suami kalian dan bertanggung jawab dalam keluarga kalian, maka kalian
akan mendapatkan pahala yang diperoleh kaum pria tadi." (HR Ibnu Abdil
Bar).
Yak, itu sebagai
muqaddimah ..
Masyalloh Islam
begitu adil kepada kaum wanita, adil disini bukan berarti sama rata, tetapi
sesuai kapasitasnya. Mendengar jawaban Rosulullah terhadap pertanyaan Asma
membuat ane merinding, berbakti kepada suami dan bertanggung jawab dalam
keluarga itu sudah menjadi hitungan jihad bagi kaum wanita. Namun peran wanita
tidak berhenti sampai disitu saja, ane terinspirasi dari buku Keakhwatan 2
(Cahyadi Takariawan) dan ane merangkumnya dalam poin-pon berikut :
Pentingnya
peran wanita dalam memperbaiki masyarakat
1.
Kesalehan Wanita
Tanpa wanita
yang shalihah maka keluarga-keluarga Islam tidak akan dapat diwujudkan, padahal
pembinaan dan terbentuknya pergerakan Islam itu bergantug kepada kelahiran
keluarga-keluarga Islam ini. Kalau sekiranya pergerakan Islam itu penting untuk
membawa dan mempraktikkan Islam maka Wanita yang shalihah juga sama pentingnya.
Diantara hal yang perlu dipersiapkan : penyiapan spiritual, memiliki kejelasan
loyalitas, serta menghiasi diri dengan akhlak terpuji.
2.
Hikmah
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Pengetahuan Islam, pengetahuan
kecakapan, dan pengetahuan kontemporer lainnya, itulah yang perlu dipersiapkan
agar hikmah dalam berbicara. Sehingga fikrah-fikrah Islam mudah diterima oleh
masyarakat.
3.
Bisa Mendidik dengan Baik
Seorang wanita hendaknya bisa mendidik anak-anaknya
dengan baik, karena anak-anak adalah harapan di masa depan. Pada awal
pertumbuhan-nya, anak-anak lebih banyak bergaul dengan ibu mereka. Jika sang
ibu memiliki akhlak dan perilaku yang baik, maka kelak anak-anak tersebut akan
mempunyai andil yang sangat besar di dalam memperbaiki masyarakat. Mulai dari
pakaian, perhiasan, interaksi dengan lawan jenis, hingga ke
permasalahan-permasalahan anak, seorang ibu wajib mendidik anaknya dengan baik.
4.
Giat di dalam Berdakwah
Pahala dari ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir,
sekalipun ia telah meninggal dunia. Da’i yang
baik dan senantiasa berusaha memperbaiki orang lain. Dakwah tak
pandang bulu terhadap objek, baik kepada wanita sebagai ibu rumah tangga,
sebagai ibu pendidik, sebagai wanita ahli kesehatan, sebagai wanita yang
berperan dalam bidang ekonomi, sebagai wanita aktivis sosial, dan bahkan wanita
yang terlibat dalam kehidupan politik.
Keakhwatan 2, Salma HMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar