29 Mei 2013

Bidadari Tak Bersayap


Ada seorang wanita bernama Asma binti Sakan. Dia suka hadir dalam pengajian Rasulullah saw. Pada suatu hari dia bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah saw, engkau diutus Allah kepada kaum pria dan wanita, tapi mengapa banyak ajaran syariat lebih banyak untuk kaum pria? Kami pun ingin seperti mereka. Kaum pria diwajibkan shalat Jum'at, sedangkan kami tidak; mereka mengantar jenazah, sementara kami tidak; mereka diwajibkan berjihad, sedangkan kami tidak. Bahkan, kami mengurusi rumah, harta, dan anak mereka. Kami ingin seperti mereka. Maka, Rasulullah saw. menoleh kepada sahabatnya sambil berkata, "Tidak pernah aku mendapat pertanyaan sebaik pertanyaan wanita ini. Wahai Asma, sampaikan kepada seluruh wanita di belakangmu, jika kalian berbakti kepada suami kalian dan bertanggung jawab dalam keluarga kalian, maka kalian akan mendapatkan pahala yang diperoleh kaum pria tadi." (HR Ibnu Abdil Bar).

Yak, itu sebagai muqaddimah ..

Masyalloh Islam begitu adil kepada kaum wanita, adil disini bukan berarti sama rata, tetapi sesuai kapasitasnya. Mendengar jawaban Rosulullah terhadap pertanyaan Asma membuat ane merinding, berbakti kepada suami dan bertanggung jawab dalam keluarga itu sudah menjadi hitungan jihad bagi kaum wanita. Namun peran wanita tidak berhenti sampai disitu saja, ane terinspirasi dari buku Keakhwatan 2 (Cahyadi Takariawan) dan ane merangkumnya dalam poin-pon berikut :

Pentingnya peran wanita dalam memperbaiki masyarakat
1.      Kesalehan Wanita
Tanpa wanita yang shalihah maka keluarga-keluarga Islam tidak akan dapat diwujudkan, padahal pembinaan dan terbentuknya pergerakan Islam itu bergantug kepada kelahiran keluarga-keluarga Islam ini. Kalau sekiranya pergerakan Islam itu penting untuk membawa dan mempraktikkan Islam maka Wanita yang shalihah juga sama pentingnya. Diantara hal yang perlu dipersiapkan : penyiapan spiritual, memiliki kejelasan loyalitas, serta menghiasi diri dengan akhlak terpuji.

2.      Hikmah
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Pengetahuan Islam, pengetahuan kecakapan, dan pengetahuan kontemporer lainnya, itulah yang perlu dipersiapkan agar hikmah dalam berbicara. Sehingga fikrah-fikrah Islam mudah diterima oleh masyarakat.

3.      Bisa Mendidik dengan Baik
Seorang wanita hendaknya bisa mendidik anak-anaknya dengan baik, karena anak-anak adalah harapan di masa depan. Pada awal pertumbuhan-nya, anak-anak lebih banyak bergaul dengan ibu mereka. Jika sang ibu memiliki akhlak dan perilaku yang baik, maka kelak anak-anak tersebut akan mempunyai andil yang sangat besar di dalam memperbaiki masyarakat. Mulai dari pakaian, perhiasan, interaksi dengan lawan jenis, hingga ke permasalahan-permasalahan anak, seorang ibu wajib mendidik anaknya dengan baik.

4.      Giat di dalam Berdakwah

Pahala dari ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir, sekalipun ia telah meninggal dunia. Da’i yang baik dan senantiasa berusaha memperbaiki orang lain. Dakwah tak pandang bulu terhadap objek, baik kepada wanita sebagai ibu rumah tangga, sebagai ibu pendidik, sebagai wanita ahli kesehatan, sebagai wanita yang berperan dalam bidang ekonomi, sebagai wanita aktivis sosial, dan bahkan wanita yang terlibat dalam kehidupan politik.

Keakhwatan 2, Salma HMA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar