11 Mei 2013

Ummu sulaim ato Ummu Salamah???



Bismillahirrohmanirrohim…
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji syukur kepada Rabb semesta alam. Atas limpahan rahmat
dan kasih sayangNya-lah sehingga islam sampai pada hati kita semua. Sholawat serta salam tidak
lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. karena beliau lah islam pun telah hadir di sekitar
kita bahkan terus mengalir bersama aliran darah pada diri kita sekarang.
Kesungguhan diri ini untuk terus berada di jalan dakwah tak lepas dari dukungan murrobiyah dan
saudari-saudariku tercinta. Segala aral rintang yang menghadang memang sudah kami yakini itu
akan tetap ada membersamai perjuangan kita di jalan kebenaran ini. Allah akan menepati janjiNya
bagi mereka yang mempercayai bahwa jalan ini (dakwah-red) akan berbuah manis di penghujung
kehidupan kita.
…berharap bisa menjadi ummu sulaim atau ummu salamah…,
Dia, Ummu Sulaim, lebih tepatnya dikenal dengan Ummu Sulaim Al-Ghumaisha binti Milhan.
Kisahnya yang dinikahkan oleh seorang kafir, Abu Thalhah, hingga ia meminta agar Abu Thalhah mau
masuk islam dan dijadikannya keislaman itu sebagai mahar untuk menikahi Ummu Sulaim. Sangat
jelas, apa yang dilakukan Ummu Sulaim semata-mata karena dia adalah perempuan muslimah yang
haram hukumnya jika menikah dengan seorang kafir. Sebagai seorang muslimah dia telah berhasil
untuk mendakwahi calon suaminya agar dapat memeluk islam. Bahkan Abu Thalhah sendiri juga
akhirnya menjadi sosok yang sangat mendukung dakwah Rasulullah.
Atau dia, Ummu Salamah, seorang perempuan muslim yang tegar. Karena ditinggal mati oleh suami
tercintanya, Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Namun
kesedihan itu pun tak berhujung lama. Karena pada akhirnya pun Rasullullah, manusia paling mulia,
meminang Ummu Salamah melalui perantara Hathib bin Abi Balta’ah. Bersama dengan istri-istri yang
lain, Ummu Salamah membantu perjuangan dakwah rasul. Perempuan mana yang sebenarnya ingin
di madu. Namun Ummu Salamah yakin, kebahagiannya itu tidak akan habis jika dibagi dengan orang
lain. keadaan yang memang menuntutnya untuk dimadu. Dimana keadaan wanita sangat tidak aman
pada masa itu. Sehingga sahabat nabi berbondong-bondong untuk menawarkan dirinya untuk
meminang Ummu salamah (sebelum nabi meminang Ummu Salamah).
Kisah dua perempuan yang menginspirasi. Kedudukannya sebagai seorang istri tunggal maupun istri
ke sekian tidak menghalangi perjuangannya di jalan Allah. Mungkin ini yang akan saya sampaikan.
Sebagai Ummu Sulaim, layaknya seorang akhwat yang menikah dengan orang non-ikhwah (jika
dikaitkan dengan kondisi sekarang), yang pada akhirnya dapat mengkader suaminya sendiri menjadi
kader dakwah militant. Atau berjuang seperti Ummu Salamah, layaknya seorang akhwat yang
menikah dengan seorang kader dakwah militant namun rela untuk membagi kebahagiaan dengan
orang lain. Tanpa memperdulikan apa itu kebahagaiaan dunia, karena sejatinya kebahagiaan yang
hakiki adalah kebahagiaan pada tempat peristirahatan panjang dan kekal di surga kelak bersama
orang-orang yang dicintainya. Inspirasi ini memotivasi diri saya sendiri untuk terus berbuat baik
kepada siapa saja, sekalipun kebahagiaan akhirnya terbagi dengan saudara/saudari yang lain. Yakin,
bahwa Allah bersama hamba-hambaNya yang sabar menanti kebahagaian yang kekal kelak. Bismillahirrohmanirrohim…
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji syukur kepada Rabb semesta alam. Atas limpahan rahmat
dan kasih sayangNya-lah sehingga islam sampai pada hati kita semua. Sholawat serta salam tidak
lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. karena beliau lah islam pun telah hadir di sekitar
kita bahkan terus mengalir bersama aliran darah pada diri kita sekarang.
Kesungguhan diri ini untuk terus berada di jalan dakwah tak lepas dari dukungan murrobiyah dan
saudari-saudariku tercinta. Segala aral rintang yang menghadang memang sudah kami yakini itu
akan tetap ada membersamai perjuangan kita di jalan kebenaran ini. Allah akan menepati janjiNya
bagi mereka yang mempercayai bahwa jalan ini (dakwah-red) akan berbuah manis di penghujung
kehidupan kita.
…berharap bisa menjadi ummu sulaim atau ummu salamah…,
Dia, Ummu Sulaim, lebih tepatnya dikenal dengan Ummu Sulaim Al-Ghumaisha binti Milhan.
Kisahnya yang dinikahkan oleh seorang kafir, Abu Thalhah, hingga ia meminta agar Abu Thalhah mau
masuk islam dan dijadikannya keislaman itu sebagai mahar untuk menikahi Ummu Sulaim. Sangat
jelas, apa yang dilakukan Ummu Sulaim semata-mata karena dia adalah perempuan muslimah yang
haram hukumnya jika menikah dengan seorang kafir. Sebagai seorang muslimah dia telah berhasil
untuk mendakwahi calon suaminya agar dapat memeluk islam. Bahkan Abu Thalhah sendiri juga
akhirnya menjadi sosok yang sangat mendukung dakwah Rasulullah.
Atau dia, Ummu Salamah, seorang perempuan muslim yang tegar. Karena ditinggal mati oleh suami
tercintanya, Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Namun
kesedihan itu pun tak berhujung lama. Karena pada akhirnya pun Rasullullah, manusia paling mulia,
meminang Ummu Salamah melalui perantara Hathib bin Abi Balta’ah. Bersama dengan istri-istri yang
lain, Ummu Salamah membantu perjuangan dakwah rasul. Perempuan mana yang sebenarnya ingin
di madu. Namun Ummu Salamah yakin, kebahagiannya itu tidak akan habis jika dibagi dengan orang
lain. keadaan yang memang menuntutnya untuk dimadu. Dimana keadaan wanita sangat tidak aman
pada masa itu. Sehingga sahabat nabi berbondong-bondong untuk menawarkan dirinya untuk
meminang Ummu salamah (sebelum nabi meminang Ummu Salamah).
Kisah dua perempuan yang menginspirasi. Kedudukannya sebagai seorang istri tunggal maupun istri
ke sekian tidak menghalangi perjuangannya di jalan Allah. Mungkin ini yang akan saya sampaikan.
Sebagai Ummu Sulaim, layaknya seorang akhwat yang menikah dengan orang non-ikhwah (jika
dikaitkan dengan kondisi sekarang), yang pada akhirnya dapat mengkader suaminya sendiri menjadi
kader dakwah militant. Atau berjuang seperti Ummu Salamah, layaknya seorang akhwat yang
menikah dengan seorang kader dakwah militant namun rela untuk membagi kebahagiaan dengan
orang lain. Tanpa memperdulikan apa itu kebahagaiaan dunia, karena sejatinya kebahagiaan yang
hakiki adalah kebahagiaan pada tempat peristirahatan panjang dan kekal di surga kelak bersama
orang-orang yang dicintainya. Inspirasi ini memotivasi diri saya sendiri untuk terus berbuat baik
kepada siapa saja, sekalipun kebahagiaan akhirnya terbagi dengan saudara/saudari yang lain. Yakin,
bahwa Allah bersama hamba-hambaNya yang sabar menanti kebahagaian yang kekal kelak.

Rizqani Nur Agustin
-Keakhwatan 2-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar