1 Mei 2013

Hijab dan Ketaatan


Saat partama kali aku membaca daftar isi, yg sangat mengasenkan adalah kata-kata pakaian muslimah bukanlah hijab dan ketaatan seorang Muslimah. Bagiku yang tak paham akan hal itu mungkin sangat menginspirasi. Inspirasi ku adalah merasa punya ide bagaimana cara menyampaikan kewajiban menutup aurat dan mampu membedakan berhijab dan berjilbab dan terpahamkan atas pentingnya TAAT.
Pentingnya Taat itu mengajarkan dan mengingatkan saya kembali bahwa hidup ini memang hanyalah mencari RIDHO, Ridho Allah, Rasul-Nya dan Suami nantinya. Ya pengorbanan tanda Cinta kita pada Allah adalah cara kita menuju RidhoNya. Dihadapkan pada pioritas-pioritas taat pada yang mana dahulu, yang kita alami saat agenda-agenda Tarbawi dibersamakan dengan agenda-agenda dari wajihah kita di suatu lembaga pun terkadang membuat bingung apalagi harus dihadapkan dengan hal lebih berat lagi, tapi sekarang jadi tahu cara mengatasinya yaitu dengan komunikasi yang sopan dan lembut. J
Hijab? Jilbab? Teringat akan suaatu kelompok disana yang saya tak tahu apakah itu jalan tarbiyah atau bukan, yang ada waktu mereka berkumpul itu para istrinya menggunakan hijab seperti para istri nabi yaitu semua dari ujung kaki sampai ujung kepala ditutup padahal kalau berkumpul dengan selain mereka atau bergaul tidak mengenakan hal yang demikian, saya berfikir apakah ada gunanya lagi ditutup saat kumpul padahal saat sehari-hari mereka sudah tahu, ini jelas tidak lah yang dimaksudkan pada hijabnya para istri nabi yang memang hijab itu dikhususkan ke semuanya beliau.
Saya merasa benar adanya Nabi itu dilebihkan, dan masalah hijab pun saya yakin itu untuk para istri nabi karena kalau dibebankan berhijab pada semua kaum muslimah, mungkin agak terbataslah peran kita para akhwat ini. J
Kembali pada inspirasi memudahkan saya menyampaikan masalah menutup aurat, berkenaan dengan cerita saya tadi itu adalah suatu gambaran yang ditakuti orang ketika dia harus menutup aurat apalagi tergabug dalam suatu kelompok, ntah itu seperti kita Tarbiyah yang saya tak tahu kalau itu ada pada orang tarbiyah. Saya akan sampaikan itu adalah perintah yang khusus diperuntukkan pada Para Istri Nabi, jadi kita Insya Allah tidak akan mengenakan hijab, tapi kita mengenakan Jilbab. Adapun dalam pertemuan-pertemuan yang apabila didalamnya terdapat laki-laki dan perempuan maka ada hijab yang dalam hal ini adalah Tabir.
Menutup aurat adalah mengenakan jilbab dan ini bukan membungkus. Berarti kita diperintahkan menutupnya bukan membungkusnya, dalam hadis Beliau punsudah dijelaskan agar kita mengulkurkan jilbab kita hingga sampai ke dada kita, Beliau mengatakan mengulurkan bukan membungkusnya, karena membungkus itu adalah untuk benda yang biasanya kita akan tahu apa isi nya. Sedangkan fungsi kita mengenakan jilbab adalah untuk melindungi agar tak terlihat oleh orang yang tak berhak melihatnya.

-Rika Nur Azmi Silalahi-
*Keakhwatan 2, Cahyadi Takariawan*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar