Bermula dari sebuah buku yang sangat
menginspirasi hidupku yaitu “Keakhwatan 2”. Sebuah buku yang memberikan efek
yang luar biasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika kubaca buku ini banyak
hal yang bisa kita ambil manfaatnya. Buku ini mengajarkan kita bagaimana
mempersiapkan akhwat menjadi sosok muslimah yang siap terjun didalam masyarakat. Wanita bagaikan berlian yang
senantiasa menyinarkan kemilaunya di tengah-tengah masyarakat. Harapannya
seorang wanita mampu menjadi pelita di dunia ini dan menjadi sosok pewarna
peradaban di dunia ini. Seorang nabi, seorang pemimpin, seorang ulama, seorang
ilmuwan lahir dari seorang wanita yang sering kita sebut “ibu”. Ibu merupakan
madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ketika nantinya kita akan menjadi seorang
ibu pastilah membutuhkan hal-hal untuk mempersiapkannya. Di dalam buku ini
mengupas tentang segala hal yang dibutuhkan seorang wanita untuk menjalankan
peranannya di masyarakat. Berawal dari bagaimana mempersiapkan akhwat menjadi
daiyah, etika berinteraksi dengan lawan jenis, kisah- kisah shahabiyah yang
inspiratif, dan fiqih wanita.
Fenomena
dewasa ini, kita sering menjumpai bebasnya interaksi antara laki-laki dan
perempuan. Setiap sudut jalan sering kita jumpai seorang laki-laki dan
perempuan yang sedang berkhalwat (berdua-duaan) tanpa ada rasa malu. Miris dan
prihatin hati ini ketika melihat fenomena tersebut. Ketika seorang wanita
bagaikan sebuah kue, ketika kita akan membeli kue pasti akan lebih memilih kue
yang terpajang dan terbungkus rapi di rak kaca yang jarang sekali orang
memegangnya. Begitulah analogi wanita, tidak ada orang yang ingin membeli kue
yang sudah terbuka dan dipegang oleh banyak orang. Harapannya kita sebagai
wanita bisa menjaga izzah kita sebagai wanita. Di dalam buku ini membuka
jendela pikiran dan hati kita bahwasannya adanya batasan-batasan antara
laki-laki dan perempuan. Bagaimana kita bertemu, ketika berbicara, dan ketika
berinteraksi antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal
tersebut yang sering terlupakan oleh kita ketika berhadapan dengan lawan jenis.
Harapannya kita senantiasa mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Semoga
dengan adanya buku ini mampu mengubah seekor ulat menjadi kupu-kupu yang indah
yang mampu menjadi pewarna peradaban di dunia dan di akhirat. Senantiasa
berlomba-lomba dalam kebaikan dan bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang
lain.
-Dian Novita Kusumaningrum-
twetter : @dhyand_nophytha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar