1 Mei 2013

Bermula Dari Seekor Ulat Menjadi Kupu-Kupu yang Indah



Bermula dari sebuah buku yang sangat menginspirasi hidupku yaitu “Keakhwatan 2”. Sebuah buku yang memberikan efek yang luar biasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika kubaca buku ini banyak hal yang bisa kita ambil manfaatnya. Buku ini mengajarkan kita bagaimana mempersiapkan akhwat menjadi sosok muslimah yang siap terjun didalam  masyarakat. Wanita bagaikan berlian yang senantiasa menyinarkan kemilaunya di tengah-tengah masyarakat. Harapannya seorang wanita mampu menjadi pelita di dunia ini dan menjadi sosok pewarna peradaban di dunia ini. Seorang nabi, seorang pemimpin, seorang ulama, seorang ilmuwan lahir dari seorang wanita yang sering kita sebut “ibu”. Ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ketika nantinya kita akan menjadi seorang ibu pastilah membutuhkan hal-hal untuk mempersiapkannya. Di dalam buku ini mengupas tentang segala hal yang dibutuhkan seorang wanita untuk menjalankan peranannya di masyarakat. Berawal dari bagaimana mempersiapkan akhwat menjadi daiyah, etika berinteraksi dengan lawan jenis, kisah- kisah shahabiyah yang inspiratif, dan fiqih wanita.
                Fenomena dewasa ini, kita sering menjumpai bebasnya interaksi antara laki-laki dan perempuan. Setiap sudut jalan sering kita jumpai seorang laki-laki dan perempuan yang sedang berkhalwat (berdua-duaan) tanpa ada rasa malu. Miris dan prihatin hati ini ketika melihat fenomena tersebut. Ketika seorang wanita bagaikan sebuah kue, ketika kita akan membeli kue pasti akan lebih memilih kue yang terpajang dan terbungkus rapi di rak kaca yang jarang sekali orang memegangnya. Begitulah analogi wanita, tidak ada orang yang ingin membeli kue yang sudah terbuka dan dipegang oleh banyak orang. Harapannya kita sebagai wanita bisa menjaga izzah kita sebagai wanita. Di dalam buku ini membuka jendela pikiran dan hati kita bahwasannya adanya batasan-batasan antara laki-laki dan perempuan. Bagaimana kita bertemu, ketika berbicara, dan ketika berinteraksi antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal tersebut yang sering terlupakan oleh kita ketika berhadapan dengan lawan jenis. Harapannya kita senantiasa mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
                Semoga dengan adanya buku ini mampu mengubah seekor ulat menjadi kupu-kupu yang indah yang mampu menjadi pewarna peradaban di dunia dan di akhirat. Senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan dan bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

-Dian Novita Kusumaningrum-
twetter : @dhyand_nophytha
                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar