13 April 2013

Tadabbur Surah al-Dhuha



ALLAH SWT TIDAK AKAN PERNAH MENINGGALKAN DAKWAH INI 
Inilah yang ditegaskan oleh Allah SWT di dalam surah al-Dhuha. Surah ini diawali dengan sumpah Allah SWT dengan menyebut waktu dhuha dan malam apabila telah larut. Menurut Ustaz Sayyid Qutb ada munasabah antara pertolongan, perlindungan dan kasih sayang yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan waktu dhuha dan waktu malam. Waktu dhuha, dimana matahari memancarkan cahayanya, cahayanya tidak begitu kuat dan juga tidak begitu lemah, begitu juga dengan hawa panas yang diberikannya. Sementara waktu malam, yang telah larut membuat suasana semakin menjadi tenang. Kata Sayyid Qutb suasana seperti ini menggambarkan betapa Allah SWT sangat sayang kepada Nabi-Nya, senantiasa memberikan cahayanya dan juga menjaga semangatnya, yang digambarkan melalui waktu dhuha. Juga senantiasa memberikan ketenangan yang digambarkan dengan datangnya waktu malam yang semakin larut.

Sungguh Allah SWT tidak akan pernah meninggalkanmu, tidak akan pernah membencimu. Ini di dunia. Manakala di akhirat kelak sungguh Allah SWT telah sediakan untukmu tempat yang paling baik, iaitu syurga-Nya. Begitu dahsyatnya nikmat yang didapat oleh baginda di akhirat kelak, Allah SWT mengatakan“وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى”, “kelak Tuhanmu akan memberikan kepadamu nikmat yang membuat kamu ridho”. menurut al-Sa`dy kata ridho menunjukkan “nikmat yang sangat dahsyat tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata”.

Sebagai buktinya nyata pertolongan, perlindungan dan kasih sayang Allah SWT kepada baginda sebelumnya, Allah dijelaskan pada 3 ayat berikutnya:
1.      أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىbukankah Dia mendapati engkau dalam keadaan yatim, kemudian Dia memberikan perlindungan (untukmu)
2.      وَوَجَدَكَ ضَالا فَهَدَىbukanlah Dia mendapati engkau dalam keadaan (tidak tahu) kemudian Dia memberikan hidayah kepadamu
3.      وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىbukankah Dia mendapatimu dalam keadaan miskin, kemudian Dia mengayakanmu

Oleh karena itu agar pertolongan, perlindungan dan kasih sayang Allah SWT ini bisa senantiasa didapatkan, maka ada 3 yang hal yang diingatkan oleh Allah SWT untuk tetap diperhatikan:

1.     فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْMaka terhadap anak yatim, jangan dihardik.
2.    وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ , Maka terhadap yang meminta atau bertanya, jangan disenggak
3.    وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ Maka terhadap nikmat tuhanmu, ceritakanlah

Jika dikaitkan surah ini dengan dakwah, sungguh Allah SWT juga tidak akan pernah meninggalkan dakwah ini, Allah SWT akan senantiasa menjaganya, melindunginya. Memberikan nikmat kepada para rijalnya. Bukankah telah dibuktikan oleh Allah SWT, bahwa jumlah rijal yang tergabung dalam dakwah ini awalnya juga sedikit, dulu juga kefahaman para rijalnya tidak sekaffah yang sekarang, kefahaman yang terus bertambah sesuai dengan bertambahnya pengalaman. Dulu juga dakwah ini tidak memiliki apa-apa, dan sekarang sudah memiliki apa adanya. Oleh karena itu agar pertolongan, perlindungan dan kasih sayang Allah SWT terus diberikan, maka para rijal dakwah ini perlu melakukan 3 hal:
1.     Memperhatikan orang-orang lemah, orang-orang miskin, orang-orang yang terzholimi, orang-orang yang tidak mendapatkan pembela. Itu sebabnya di dalam ayat tersebut disebutkan “anak yatim” karena menurut Ali al-Shobuni karena mereka adalah kelompok masyarakat yang tidak mendapatkan pembelaan.
2.    Bersikap kasih dan sayang kepada para (sa`il=peminta), peminta mungkin disebabkan kepapaan. Sa`il boleh juga bisa bermakna orang yang bertanya, iaitu orang yang mau ditarbiyah. Tetap berusaha menjadi murabbi teladan bagi mutarabbinya.
3.    Senantiasa mensyukuri nikmat Allah SWT, baik secara lisan ataupun jawarih (amal). Dan sebaik-baik tanda syukur kepada Allah adalah dengan cara meningkatkan amal soleh, dan itulah yang menjadi pesan Allah SWT kepada keluarga Nabi Daud واعملوا آل داود شكرا

Malaysia, 11 April 2013

-- 
Usman Jakfar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar