11 Juni 2013

Dan Begitulah Seharusnya...,


Dakwah identik dengan seorang Da’i yang memiliki misi untuk membuat orang lain yang ada disekelilingnya itu melakukan kebaikan. Tidak mungkin pemilik hati yang sarat cinta dan keimanan, pada saat yang sama ia adalah seorang yang berhati gersang, kasar, serta menyimpan rasa dengki dan kebencian kepada orang lain. Oleh karena itu, seorang da’i seharusnya dapat memfungsikan hatinya agar cinta dan keimanan yang ada dalam dirinya itu terpancarkan pada mad’u-mad’unya.
Dalam melakukan tugas dakwah, seorang da’i layaknya sebagai pusat pembangkit “Tenaga” yang mengalirkan kekuatan kepada setiap hati orang-orang muslim (sasaran dakwahnya) agar energi itu senantiasa dapat menjadikan sebuah sinaran yang dapat menerangi.
Seorang da’i seperti layaknya seorang pengajar dan seorang dokter, dimana tugasnya seorang pengajar yang harus mengahayati hati dan memahami pola pemikiran dari anak didiknya dan membimbingnya agar anak didiknya berhasil. Begitupun tugas seorang dokter yang berusaha untuk menghapuskan dan menghilangkan penderitaan pasiennya dengan penyakit yang diderita si pasien tersebut, dengan sebuah kata-kata bijak yang penuh dengan keyakinan, yang dapat menenangkan hati pasiennya tersebut dan tentunya memberikan obat yang sesuai bagi pasiennya tersebut.
Seperti itulah baiknya seorang da’i yang menyebarkan dakwah kepada orang disekelilingnya yang dapat memberikan ketenangan bagi yang melihatnya dan mendengarkan apa yang diucapkannya. Karena jika hati yang dimana berperan sebagai penggerak itu dapat difungsikan dengan baik, maka ia akan mendapat sambutan yang baik dari masyarakat atau lingkungan sekitarnya. Dengan perasaan dan kasih sayang yang diiringi dengan kelemah lembutan dan kesabaran itu yang akan menyentuh hati bagi orang-orang yang ada disekelilingnya. Seperti yang dikatakan dalam firman Allah SWT dalam QS. Ali Imron:159, yaitu
"Maka disebabkan rahmat dan Allah-lab kamu berlaku lemah lembut terbadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berbati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu." (Al-Imran: 159)
Dalam berdakwah, kita tidak hanya berkoar-koar saja dan mengajak orang lain untuk berbuat yang baik, tapi disana adanya terapan ukhuwah agar sasaran dakwah kita merasa diperhatikan dan merasa ada yang mempedulikannya. Dimana adanya saling mengenal, memahami tolong menolong dan saling menanggung beban tanpa melihat status sosialatau lainnya.
Berdakwah dengan menggunakan hati akan membuat sesuatu yang tidak kita sangka akan terjadi. Karena disana yang bekerja tidak hanya mulut yang banyak mengeluarkan kata-kata manis, tapi itu berasal dari hati yang penuh dengan cinta dan keimanan. Rasulullah pun dahulu ketika berdakwah, beliau selalu menggunakannya dengan diiringi rasa cinta kasih dan kesabaran, walaupun orang-orang yang ada disekelilingnya itu tidak menyukai dakwahnya Rasulullah, tapi beliau sangat lembut memperlakukan musuhnya. Bahkan Rasulullah sebelum meninggalnya, beliau setiap paginya selalu menyuapi kakek tua buta yang setiap hari mencela Rasulullah, tapi Rasulullah dengan penuh kelembutan, cinta dan kesabaran dalam menyuapi kakek tua tersebut yang akhirnya membuat kakek tersebut merasa kehilangan dan tersentuh hatinya saat diketahui bahwa yang selama itu menyuapinya adalah Muhammad yang selalu ia cela setiap harinya. Atas perlakuan Rasulullah kepada kakek tua tersebut, membuat kakek tua itu mengucapkan syahadat dan masuk islam. Seperti itulah dakwahnya Rasulullah yang selalu beliau iringi dengan hati yang tulus, penuh dengan cinta, kelembutan dan kesabaran. Bahkan beliau lebih banyak memuji orang lain yang beliau temui, demi untuk mengakrabkan walaupun itu adalah orang kafir Quraisy.

Oleh karena itu, pandai berbicara saja atau penampilan yang menarik saja itu tidak cukup dalam melakukan aktivitas dakwah, tapi harus diiringi dengan kelembutan hati, keimanan yang kuat dan pemahaman yang syamil. Dimana da’i harus mengetahui bagaimana menyentuh hati orang-orang yang ada disekelilingnya (sasaran dakwah).

-Rina Mulyaningsih-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar