23 Juni 2013

Inspirasi yang Meluruhkan Ego



Ketika ditanya mengenai inspirasi apa yang paling kita dapatkan dari jutaan inspirasi yang terdapat dalam salah satu buku dalam seri 100 pengokohan tarbiyah, maka mungkin yang membuatku cukup merenung #dan semoga membuat semua orang merenung juga justru adalah pada bagian awal buku ini, pada halaman pertama isi buku. Tepatnya halaman 4, di situ dikatakan, Islam menghendaki setiap daiyah muslimah tidak sekedar bisa mengajak orang lain, namun mereka tidak boleh melupakan dirinya sendiri. Allah SWT mencela sikap orang yang hanya pandai berdakwah mengajak dan memperingatkan orang lain sementara dirinya sendiri tak emndapatkan perhatian. Seperti yang tertera dalam QS Al Baqarah: 44 “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan diri (kewajiban)-mu sendiri, apadahal kamu membaca Al-Kitab, apakah kamu tidak berpikir?”. Ayat ini ditujukan kepada Bani Israel yang pandai menyuruh orang lain, tapi enggan melakukannya sendiri, padahal mereka membaca Taurat. Namun, sebagaimana kaidah al-ibrah bi ‘umum al-lafzh la bi khusus as syabab, tentu menjadi peringatan pula bagi setiap daiyah muslimah, agar konsekuen dengan yang diserukannya kepada umat.
            Mungkin ada sebagian yang mengatakan, “aku bukan dai kok, aku hanya wanita biasa”. Mungkin saat itu dia lupa bahwa setidaknya kita semua –para perempuan- akan menjadi pendidik pertama, menjadi dai, untuk anak-anak kita. Nah, ketika sebenarnya kita tau mana yang benar, mana yang harus kita nasihatkan kepada anak kita nantinya, bukankah seharusnya kita pun sudah melakukan hal itu? Jadi sebenarnya kita tidak punya alasan untuk tidak belajar, memperbaiki diri menjadi lebih baik, membentuk karakter diri yang baik, untuk itu lah sebenarnya kita butuh persiapan. Persiapannya seperti apa, dan ilmu-ilmunya seperti apa, akan kita peroleh dari buku ini.
            Yang terakhir –untuk semua perempuan- dalam profesi apa pun kita sekarang, dalam pemikiran seperti apa pun kita saat ini, tak bisa dielakkan, bahwa kita memang dai, setidaknya untuk anak-anak kita. Jadi, mari kita persiapkan.

Yuli Mulyana, inspired Keakhwatan 2 "Cahyadi Takariawan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar